Keutamaan Puasa Syawwal Niat dan Tata Caranya
Assalamualaikum..wr.wb?
Puasa Syawwal, yakni puasa yang di laksanakan pada Bulan Syawwal sebanyak 6 Hari setelah Hari Raya Idul Fitri, ini merupakan puasa Sunnah yang di contohkan oleh Rosululloh SAW.
Mengerjakan Puasa Syawwal ini Sebagai rangkaian penyempurna Amalan setelah kita melaksanakan Puasa Ramadhan Sebulan penuh, yang merupakan Puasa Wajib,
dan Puasa Syawwal merupakan Amalan paling di anjurkan setelah Ramadhan untuk melanjutkan Amalan-amalan kebaikan setelah meninggalkan Bulan yang penuh Berkah dan Magfiroh.
![]() |
ngambil gambar dari pixabay.com |
Keutamaan atau Fadilah Berpuasa 6 Hari Bulan Syawwal
Teman semua..
Ternyata Berpuasa Enam Hari di Bulan Syawwal mempunyai Keutamaan atau Fadilah (Pahala) yang sangat istimewa, dan berlipat ganda, ibarat Sabda Rasulullah berikut:
Dari Abu Ayyub Al-Anshari r.a, ia berkata, Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka seakan-akan ia berpuasa satu Tahun penuh.” (Shahih Muslim, no.1164)
Pada hadits ini terdapat dalil tegas perihal dianjurkannya puasa Enam hari di bulan Syawal dan pendapat inilah yang dipilih oleh madzhab Syafi’i, Ahmad dan Abu Daud serta yang sependapat dengan mereka.
Sedangkan Imam Malik dan Abu Hanifah menyatakan makruh.
Namun pendapat mereka ini lemah sebab bertentangan dengan hadits yang tegas ini. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56)
Dari Tsauban, di tegaskan lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا)
“Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia ibarat berpuasa setahun penuh. [Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal].” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)
Orang yang melaksanakan satu kebaikan akan menerima sepuluh kebaikan yang semisal. Puasa ramadhan yakni selama sebulan berarti akan semisal dengan puasa 10 bulan. Puasa syawal yakni enam hari berarti akan semisal dengan 60 hari yang sama dengan 2 bulan. Oleh sebab itu, seseorang yang berpuasa ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan syawal akan menerima puasa ibarat setahun penuh. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56 dan Syarh Riyadhus Sholihin, 3/465). Segala puji bagi Tuhan yang telah menunjukkan nikmat ini bagi umat Islam.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Berpuasa merupakan satu pintu kebaikan!
Salah satu dari pintu-pintu kebaikan yakni melaksanakan puasa.
Rasulullah saw. bersabda:
أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ ...
“Maukah saya tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa yakni perisai, (HR. Tirmidzi, hadits ini hasan shohih)
Melaksanakan Puasa Wajib atau Sunnah, didalam hadits ini merupakan perisai bagi seorang muslim baik di Dunia maupun akhirat. Di Dunia, puasa yakni perisai dari perbuatan-perbuatan maksiat, sedangkan di darul abadi nanti yakni perisai dari api neraka.
Rasulullah saw. juga bersabda dalam hadits Qudsi:
وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ
“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” (HR. Bukhari)
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Lalu bagaimana kalau kita hendak melaksanakannya..
Tatacara Melaksanakan Puasa Sunah 6 Hari di Bulan Syawwal
Apakah Puasa Syawal Harus Berurutan dan Dilakukan di Awal Bulan Syawal?
Imam Nawawi dalam Syarh Muslim, 8/56 mengatakan, “Para ulama madzhab Syafi’i mengatakan bahwa paling afdhol (utama) melaksanakan puasa syawal secara berturut-turut sehari setelah shalat ‘Idul Fithri.
Namun jikalau tidak berurutan atau diakhirkan hingga tamat Syawal maka seseorang tetap menerima keutamaan puasa syawal setelah sebelumnya melaksanakan puasa Ramadhan.” Oleh sebab itu, boleh saja seseorang berpuasa syawal tiga hari setelah Idul Fithri misalnya, baik secara berturut-turut ataupun tidak, sebab dalam hal ini ada kelonggaran.
Namun, apabila seseorang berpuasa syawal hingga keluar waktu (bulan Syawal) sebab bermalas-malasan maka dia tidak akan menerima ganjaran puasa syawal.
Kesimpulannya Afdhol-nya Kita bisa berpuasa semampunya (bisa selang-beberapa Hari yang penting masih Bulan Syawwal dan di utamakan sudah mengqodho yang wajib)
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Niat Berpuasa Syawwal
Bagi Teman semua yang ingin mengerjakan puasa Syawal, dibawah ini merupakan niat puasa Syawal disebut juga Syawwalan, atau Nyawwalan:
Bismillahirrohmanirrohim
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ سِتَةٍ مِنْ شَوَّالِِ سُنَةً لِلَّةِ تَعَالَي
NAWAITU SHOUMA GHODIN ÀN SITTATIN MIN SYAWWALLIN SUNATALLILAHITAALA
Artinya: Saya niat berpuasa sunnah enam hari bulan Syawal sebab Allah.
Waktu Puasa:
dimulai dari Adzan Subuh hingga berbuka ketika Adzan Magrib
Adapun pada ketika berbuka di sunnahkan pula membaca Do'a ibarat biasa, yaitu.
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
ALLAAHUMMA LAKASUMTU WABIKA AAMANTU WAÀLAA RIZQIKA AFTHORTU BIROHMATIKA YAA ARHAMAR ROOHIMIIN
Artinya : ya Tuhan karenaMu Aku berpuasa, dengan Mu saya berIman, kepadaMu saya berserah, dan dengan rizqiMu saya berbuka, dengan RahmatMu Ya Tuhan Tuhan Maha Pengasih.
Catatan: Apabila seseorang memiliki udzur (halangan) ibarat sakit, dalam keadaan nifas, sebagai musafir, sehingga tidak berpuasa enam hari di bulan syawal, maka boleh orang ibarat ini meng-qodho’ (mengganti) puasa syawal tersebut di bulan Dzulqo’dah, walaupun puasa sunnah.
Hal ini tidaklah mengapa. (Lihat Syarh Riyadhus Sholihin, 3/466)
Tunaikanlah Qodho’ (Tanggungan) Puasa Terlebih Dahulu
Lebih baik bagi seseorang yang masih memiliki qodho’ puasa Ramadhan untuk menunaikannya daripada melaksanakan puasa Syawal. Karena tentu saja perkara yang wajib haruslah lebih diutamakan daripada perkara yang sunnah. Alasan lainnya yakni sebab dalam hadits di atas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Barang siapa berpuasa Ramadhan.” Kaprikornus apabila puasa Ramadhannya belum tepat sebab masih ada tanggungan puasa, maka tanggungan tersebut harus ditunaikan terlebih dahulu biar menerima pahala semisal puasa setahun penuh.
Apabila seseorang menunaikan puasa Syawal terlebih dahulu dan masih ada tanggungan puasa, maka puasanya dianggap puasa sunnah muthlaq (puasa sunnah biasa) dan tidak menerima ganjaran puasa Syawal sebab kita kembali ke perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tadi, “Barang siapa berpuasa Ramadhan.” (Lihat Syarhul Mumthi’, 3/89, 100)
Perlu diingat: Adapun puasa sunnah selain puasa Syawal, maka boleh seseorang mendahulukannya dari mengqodho’ puasa yang wajib selama masih ada waktu lapang untuk menunaikan puasa sunnah tersebut. Dan puasa sunnahnya tetap sah dan tidak berdosa. Tetapi perlu diingat bahwa menunaikan qodho’ puasa tetap lebih utama daripada melaksanakan puasa sunnah. Hal inilah yang ditekankan oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin -semoga Tuhan merahmati beliau- dalam kitab dia Syarhul Mumthi’, 3/89 sebab seringnya sebagian orang keliru dalam permasalahan ini.
Kita ambil permisalan dengan shalat dzuhur. Waktu shalat tersebut yakni mulai dari matahari bergeser ke barat hingga panjang bayangan seseorang sama dengan tingginya. Kemudian dia shalat di tamat waktu misalnya jam 2 siang sebab udzur (halangan). Dalam waktu ini bolehkah dia melaksanakan shalat sunnah kemudian melaksanakan shalat wajib? Jawabnya boleh, sebab waktu shalatnya masih lapang dan shalat sunnahnya tetap sah dan tidak berdosa. Namun hal ini berbeda dengan puasa syawal sebab puasa ini disyaratkan berpuasa ramadhan untuk menerima ganjaran ibarat berpuasa setahun penuh. Maka perhatikanlah perbedaan dalam duduk perkara ini!
Boleh Berniat di Siang Hari dan Boleh Membatalkan Puasa Ketika Melakukan Puasa Sunnah
Permasalahan pertama ini dapat dilihat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah masuk menemui keluarganya lalu menanyakan: “Apakah kalian memiliki sesuatu (yang bisa dimakan, pen)?” Mereka berkata, “tidak” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Kalau begitu sekarang, saya puasa.” Dari hadits ini berarti seseorang boleh berniat di siang hari ketika melaksanakan puasa sunnah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga terkadang berpuasa sunnah kemudian dia membatalkannya sebagaimana dikatakan oleh Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha dan terdapat dalam kitab An Nasa’i. (Lihat Zadul Ma’ad, 2/79)
Semoga dengan sedikit penjelasan ini dapat mendorong kita melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal, semoga amalan kita diterima dan bermanfaat pada hari yang tidak bermanfaat harta dan anak kecuali yang menghadap Tuhan dengan hati yang bersih.
☆☆☆☆☆☆
Di kutip dari
Sumber /referensi www.muslim.or.id
Dan sumber lainya:
Kami penulis mengucapkan terimakasi kepada semua sumber mohon maaf segala kekurangan penyampaian dan tulisan
Semoga bermanfaat..!
wassalamualaikum wr.wb..?
Baca pula Cara Melaksanakan Puasa serta dasar Hukumnya
Comments
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung di blog saya. Semoga artikel yang saya bagikan bermanfaat buat kita semua.
Jangan Lupa Bagikan ya!, jika dirasa artikel diatas bermanfaat.
"Saat Melakukan Kebaikan Hanya Semudah Menggerakkan Jemari, Lantas apa yang menghalangi kita untuk saling berbagi?"