Manusia adalah Mahluk yang Penuh dengan Kesalahan

Taubat adalah sikap yang menerima setiap kesalahan yang kita lakukan dimasa lalu dan menyesalinya, serta berjanji untuk tidak akan pernah mengulanginya kembali.
Sholat taubat adalah salah satu cara untuk meraih salah satu amal yang paling tinggi derajatnya di sisi Allah, yaitu taubat nasuha.

Ilustrasi

Allah SWT menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Allah mendesain manusia dengan berbagai keterbatasan bukan berarti tanpa arti. Disinilah terkandung hikmah yang sangat besar, yang dengannya kita bisa menggali banyak pelajaran berharga.

Manusia dan Kesalahan

kesalahan


Ada sebuah pepatah dari arab yang mengatakan jika manusia adalah tempatnya khilaf dan lupa. Meskipun pepatah ini tidak bisa dikatakan sebagai dalil bahwa manusia adalah makhluk yang kerap berbuat salah, akan tetapi secara tersirat Allah telah menunjukan tentang karakteristik sejati dari manusia tersebut.

Bahkan semenjak diciptakannya manusia untuk yang pertama kalinya, kehidupan manusia telah diwarnai dengan kesalahan dan dosa. Contohnya adalah Nabi Adam as yang ketika pertama kali diciptakan di tempatkan oleh Allah di syurga, karena satu kesalahan maka Allah menghukum dengan menurunkannya ke dunia.

Allah mengabadikan kisah ini di dalam Al Qur’an,

يَـٰٓـَٔادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَـٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّـٰلِمِينَ (٣٥) فَأَزَلَّهُمَا ٱلشَّيۡطَـٰنُ عَنۡہَا فَأَخۡرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ‌ۖ وَقُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ۬‌ۖ وَلَكُمۡ فِى ٱلۡأَرۡضِ مُسۡتَقَرٌّ۬ وَمَتَـٰعٌ إِلَىٰ حِينٍ۬ (٣٦) فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَـٰتٍ۬ فَتَابَ عَلَيۡهِ‌ۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ

Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S Al Baqoroh : 35-37)

 Allah swt mengabadikan kisah Nabi Adam as dengan sedemikian rupa sehingga kita sebagai generasi penerusnya bisa mengambil hikmah yang besar dari situ. Pada ayat diatas di jelaskan bahwa pada saat Nabi Adam as di kenai hukuman dari Allah swt dengan diturunkannya ke bumi, ternyata Allah tidak menelantarkannya begitu saja.

Allah mewahyukan kepada Nabi Adam as sebuah kalimat taubat. Kalimat taubat ini pun Allah abadikan dalam firmanNya yang lain dan dalam kisah yang lebih lengkap.

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ

Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (Q.S Al-A’raf : 23)

Inilah syariat pertama dan itu adalah tentang pertaubatan. Hal ini lah yang menunjukan jika manusia memang memiliki sisi kecenderungan dan tabiat dalam berbuat dosa dan salah, namun disisi lain Allah juga telah menunjukan bagaimana cara menghindari dan cara agar mendapatkan pengampunan dariNya.

Maka semenjak Nabi Adam, kaum dan para nabi setelahnya bahkan sampai kepada kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW, syariat taubat terus menerus menjadi materi yang disampaikan.
Bahkan Nabi Muhammad SAW, sebagai sosok kekasih Allah dan orang yang pasti telah terjamin masuk syurga bersabda,

“Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan memohonlah ampun kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)

Semestinya hadist diatas menjadi peringatan bagi kita semua, dimana sosok seorang Rasul pun yang telah maksum (terjamin dari kesalahan) tetap memohon ampun bahkan hingga 100 kali dalam satu hari. Maka kita sebagai umatnya mestinya jangan pernah merasa bosan untuk meminta ampun dan melakukan pertaubatan untuk berbagai kesalahan kita, baik yang disengaja ataupun tidak.













Popular posts from this blog

Bacaan Lengkap Sholawat Ismul Azhom Li Rijaalil Ghoib

TEKS BACAAN SHOLAWAT SUGHRO KARYA SYEKH ABDUL QADIR AL-JAILANI RA

Khasiat Do'a (Hizib) Syekh Abdul Qodir Al Jailani RA